adsterra direct link

https://languishcharmingwidely.com/s1ptdft4t?key=01bf68e76297975183227ceb208075b4

Tuesday, March 19, 2019

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL SEORANG KEPALA SEKOLAH

Kepemimpinan transformasional adalah gaya yang banyak disukai pemimpin, karena diasumsikan dapat menghasilkan hasil di luar dugaan (Bass dan Burns dalam Marzano, dkk., 2005).  Menurut Bass dan Burns pemimpin transformasional membentuk “hubungan stimulasi timbal balik dan mengubah pengikut menjadi pemimpin dan dapat mengkonversi pemimpin menjadi agen moral”.  Bass  ( dalam Marzano, dkk., 2005) mengidentifikasi empat faktor ciri perilaku pemimpin transformasional yang diistilahkan Four I’s transformational leadership, yaitu : (1) pertimbangan individual, (2) stimulasi intelektual, (3) motivasi inspirasional, dan (4) pengaruh ideal. Oleh Bass dan Avolio (dalam Marzano, dkk., 2005)  Four I’s transformational leadership ini merupakan keterampilan yang diperlukan kepala sekolah saat mereka menghadapi tantangan abad 21.
Sebagai contoh, pemimpin sekolah harus hadir untuk kebutuhan dan memberikan perhatian secara pribadi kepada individu staf, terutama mereka yang tampaknya ditinggalkan (pertimbangan individu). Pendekatan secara pribadi ini tentu dalam rangka mendengar permasalahan yang dihadapi staf dalam menjalankan tugasnya, sehingga kepala sekolah harus punya kecerdasan mendengar, yaitu mau mendengar permasalahan staf, memahami dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Teknik ini tentu sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi staf, karena merasa dihargai dan dimotivasi yang pada akhirnya akan membawa dampak baik terhadap prestasi sekolah. Pendekatan yang dilakukan pimpinan ini harus pendekatan yang manusiawi, artinya penuh dengan kesantunan, tidak dengan kemarahan, dengan bahasa yang lembut, tidak sombong dan menghargai staf.
Kepala Sekolah yang efektif harus membantu anggota staf memikirkan masalah lama dengan cara baru (stimulasi intelektual). Untuk bisa berprestasi warga sekolah harus punya semboyan hari esok harus lebih baik dari hari ini, sehingga setiap saat harus mau belajar untuk bisa menghasilkan kerja/karya yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini kepala sekolah bisa menciptakan slogan yang bisa memotivasi semua warga sekolah, misalnya : 3S, super tim, semua penting, semua belajar. Super tim, semua warga sekolah harus satu tujuan, yaitu meningkatnya prestasi sekolah, yang ditandai dengan meningkatnya prestasi peserta didik melalui kerja bersama dan sukses bersama. Secara operasional semua program sekolah, baik bidang akademik, maupun non akademik harus bermuara pada meningkatnya prestasi peserta didik. Super tim yang satu tujuan tentu akan fokus, ibarat aliran air sungai, dari banyak cabang sungai menyatu menjadi satu sungai yang besar tentu aliran air yang terjadi akan kuat dan dahsyat menerjang semua rintangan yang menghalangi hingga sampai ke hilir (tujuan). Semua penting mengandung maksud, semua komponen sekolah berperan sama pentingnya dalam memajukan sekolah, tentunya sesuai dengan tupoksinya masing-masing, sehingga dalam hal ini kepala sekolah harus memahami benar tugas dan fungsi masing-masing komponen sekolah dan melakukan monitoring dan evaluasi semua program sekolah secara terencana dan berkesinambungan. Mulai dari penjaga sekolah sampai kepala sekolah mempunyai program kerja yang jelas. Konsep ini juga akan membawa kenyamanan semua warga sekolah, karena merasa dihargai,  kehadirannya sangat diperlukan sehingga akan membawa iklim kondusif terhadap pembelajaran di sekolah. Pendekatan secara manuasiawi dari kepala sekolah terhadap semua komponen sekolah menjadi kunci kenyamanan tersebut. Kepala sekolah harus bersikap adil terhadap semua komponen sekolah. Dengan menghapus konotasi paling penting dan tidak penting dari semua komponen sekolah ini, diyakini akan memudahkan menerapkan rasa keadilan  di tengah warga sekolah. Semua belajar, siapapun personil sekolah, mulai dari kepala sekolah sampai penjaga sekolah, semua harus punya motivasi yang kuat untuk selalu belajar, tidak mungkin hari esok lebih baik dari hari ini tanpa belajar, kepala sekolah harus memberikan contoh nyata dalam hal ini, yaitu selalu belajar baik di perpustakaan sekolah atau di ruang IT. Kepala sekolah juga harus melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar ini, ingat belajar tidak hanya dilakukan oleh peserta didik, tetapi semua warga sekolah, misalnya dengan membentuk pojok ruang guru. Belajar memang wajib hukumnya sejak kita lahir sampai meninggal, sehingga tidak ada alasan untuk tidak selalu belajar. Jika ini benar-benar dilaksanakan maka akan tercipta sekolah pembelajar, karena semua warga sekolahnya haus belajar, dan ini diyakini akan cepat mengantarkan peserta didik untuk meraih prestasi yang cemerlang.
            Melalui kehadiran yang kuat dan dinamis Kepala Sekolah yang efektif harus berkomunikasi dengan harapan yang tinggi bagi guru dan siswa (motivasi inspirasional). Kepala sekolah harus membangun komunikasi yang sehat dengan semua warga sekolah, dan memberikan motivasi standar tinggi dalam melaksanakan tugas, hasil pekerjaan tiap komponen sekolah diupayakan selalu maksimal dan sempurna, misalnya kepada guru, kepala sekolah harus selalu mendorong guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu mendidik dan mengajar peserta didik sehingga peserta didik benar-benar faham apa yang dipelajarinya. Kepala sekolah harus senantiasa melakukan pengawasan terhadap kegiatan belajar guru ini, melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah dapat membantu guru mengatasi kelemahannya dalam membawakan pembelajaran di kelas, akan lebih baik lagi jika dilakukan supervisi klinis, yaitu guru mempunyai inisiatif memperbaiki proses pembelajarannya dengan meminta kepala sekolah membatu mengatasi permasalahannya. Tahapan yang harus dilakukan kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru adalah : (1) Pra Observasi, kepala sekolah mengobservasi perangkat perencanaan pembelajaran, utamanya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan guru dan dengan komunikasi langsung, kepala sekolah memberikan masukan dan pengarahannya terhadap RPP yang telah disusun guru agar pelaksanaan pembelajaran nanti dapat berlangsung dengan baik, utamanya dalam penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang akan digunakan, (2) Observasi, kepala sekolah mengamati secara langsung pembelajaran guru di kelas, dan mencatat dalam lembar observasi semua tahapan kegiatan guru selama pembelajaran di kelas berlangsung, (3) Pasca observasi, kepala sekolah melakukan refleksi bersama guru berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan kepala sekolah memberikan apresiasi terhadap hal-hal yang sudah baik dan memberikan penguatan terhadap hal-hal yang masih kurang, sehingga dalam kegiatan tindak lanjut guru diagendakan melakukan pembelajaran dengan perbaikan-perbaikan pada hal-hal yang masih kurang.
Jika kepala sekolah selalu hadir di tiap kesulitan yang dihadapi semua komponen sekolah dalam menjalankan tugasnya dan memberikan solusi, maka prestasi sekolah dipastikan akan selalu meningkat.
            Akhirnya, melalui prestasi pribadi dan karakter menunjukkan, kepala sekolah yang efektif harus memberikan model untuk perilaku guru (pengaruh ideal).  Kepala sekolah sebagai top leader menjadi orang pertama yang harus berakhlak mulia, bisa menjadi contoh yang baik dan benar dan dapat membimbing semua warga sekolah untuk bersikap yang baik dan benar pula. Pendekatan agama menjadi solusi yang jitu untuk hal ini. Semua warga sekolah harus mengamalkan kehidupan beragamanya dengan baik.  

No comments:

Post a Comment