Krisis karakter di jaman melenium seperti sekarang
ini sangat meresahkan kalangan orang tua wali murid. Informasi yang tidak bisa
terbendung lagi, menjadikan anak-anak kita mengetahui informasi-informasi yang semestinya
tidak boleh dimengerti, seperti pornografi, kekerasan dan tindak pidana
lainnya. Separoh bahkan lebih waktu anak di siang hari ada di sekolah, sehingga
peran sekolah sangat penting mengatasi permasalahan ini.
Pendidikan budi pekerti di sekolah menjadi solusi
yang tepat menjawab permasalahan ini, permasalahannya dalam struktur kurikulum
pendidikan budi pekerti menyatu dengan mapel pend agama yang alokasi waktunya
hanya 3 jam per minggu, tentu ini sangat kurang. Bagaimana sekolah menjawab
permasalahan ini. Memang benar tanggung jawab mendidik anak tidak hanya
dibebankan pada sekolah saja, pendidikan di keluarga menjadi prioritas pertama untuk dilakukan, juga oleh masyarakat. Tetapi kita sebagai insan pendidikan
yang berada di sekolah harus menjawab permasalahan ini.
Sekolah santun menjadi alternatif jawaban yang jitu
mengatasi permasalahan ini, dengan terus menghimbau pihak keluarga dan
masyarakat tetap ikut mengawasi dan mendidik anak anak kita sehingga ada
sinergi semua fihak untuk kebaikan dan masa depan anak-anak kita.
Pada kurikulum 2013 sebenarnya telah memulai
mengatasi permasalahan ini, dengan regulasi kriteria kenaikan kelas yang ada
dalam buku panduan penilaian berdasarkan permendikbud no 23 tahun 2016 yang
salah satunya mengatakan untuk bisa naik kelas nilai sikap minimal baik. Tinggal Bp Ibu guru yang melaksanakan pebelajaran di kelas, harus selalu mengamati perilaku dan sikap peserta didik dengan menggunakan jurnal perkembangan sikap untuk mencatat perlaku menonjol dari peserta didik, baik perilaku menonjol baik, maupun perilaku menonjol buruk. Pada akhir semester jurnal perkembangan sikap ini akan direkap oleh wali kelas dari semua guru mapel dan guru BK kemudian diseskripsikan dan dilaporkan dalam raport yang akan disampikan kepada orang tua peserrta didik
Sekolah santun dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang mengasah emotional question (EQ) dan spiritual question (SQ), misalnya melalui kegiatan 5S (senyum sapa salam sopan santun) Jumat dzikir seperti yang diterapkaan di SMP N 1 Jatinom Kabupaten Klaten.
Kegiatan 5 S
Kegiatan Jumat dzikir
Sekolah santun dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang mengasah emotional question (EQ) dan spiritual question (SQ), misalnya melalui kegiatan 5S (senyum sapa salam sopan santun) Jumat dzikir seperti yang diterapkaan di SMP N 1 Jatinom Kabupaten Klaten.
Kegiatan 5 S
Kegiatan Jumat dzikir
No comments:
Post a Comment